Sunday, January 1, 2012

:: DALIL-DALIL WAJIBNYA SOLAT BERJAMAAH DI MASJID


Wajibkah Solat Lima Waktu Berjamaah ?

Solat berjamaah adalah termasuk dari sunnah (yaitu jalan dan petunjuknya) Rasulullah s.a.w dan para shahabatnya. Rasulullah s.a.w dan para shahabatnya selalu melaksanakannya, tidak pernah meninggalkannya kecuali jika ada ‘udzur yang syar’i.

Bahkan ketika Rasulullah s.a.w sakit pun beliau tetap melaksanakan Solat berjamaah di masjid dan ketika sakitnya semakin parah beliau memerintahkan Abu Bakar untuk mengimami para shahabatnya. Para shahabat pun bahkan ada yang dipapah oleh dua orang (kerana sakit) untuk melaksanakan Solat berjamaah di masjid.

Kalau kita membaca dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya Al-Qur`an, As-Sunnah serta pendapat dan amalan salafush shalih maka kita akan mendapati bahwa dalil-dalil tersebut menjelaskan kepada kita akan wajibnya Solat berjamaah di masjid.

Diantara dalil-dalil tersebut adalah:

1. Perintah Allah Ta’ala untuk Ruku’ bersama orang-orang yang Ruku’

Dari dalil yang menunjukkan wajibnya Solat berjamaah adalah firman Allah Ta’ala:

Dan dirikanlah Solat dan tunaikanlah zakat serta ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah:43).

Berkata Al-Imam Abu Bakr Al-Kasaniy Al-Hanafiy ketika menjelaskan wajibnya melaksanakan Solat berjamaah:

“Adapun (dalil) dari Al-Kitab adalah firman-Nya: “Dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah:43).

Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, yang demikian itu dengan bergabung dalam ruku’ maka ini merupakan perintah menegakkan Solat berjamaah. Mutlaknya perintah menunjukkan wajibnya mengamalkannya.” (Bada`i’ush-shana`i’ fi Tartibisy-Syara`i’ 1/155 dan Kitabush-Shalah hal.66).

2. Perintah melaksanakan Solat berjamaah dalam keadaan takut

Tidaklah perintah melaksanakan Solat berjamaah dalam keadaan biasa saja, bahkan Allah telah memerintahkannya hingga dalam keadaan takut. Allah berfirman:

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan Solat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (Solat) besertamu dan menyandang senjata…”. (An-Nisa`:102).

Maka apabila Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk melaksanakan Solat berjamaah dalam keadaan takut maka dalam keadaan aman adalah lebih ditekankan lagi (kewajibannya). Dalam masalah ini berkata Al-Imam Ibnul Mundzir:

Ketika Allah memerintahkan Solat berjamaah dalam keadaan takut menunjukkan dalam keadaan aman lebih wajib lagi.” (Al-Ausath fis Sunan Wal Ijma’ Wal Ikhtilaf 4/135; Ma’alimus Sunan karya Al-Khithabiy 1/160 dan Al-Mughniy 3/5).

3. Perintah Nabi untuk melaksanakan Solat berjamaah

Al-Imam Al-Bukhariy telah meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairits: Saya mendatangi Nabi dalam suatu rombongan dari kaumku, maka kami tinggal bersamanya selama 20 hari, dan Nabi adalah seorang yang penyayang dan lemah lembut terhadap shahabatnya, maka ketika beliau melihat kerinduan kami kepada keluarga kami, beliau bersabda:

Kembalilah kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan Solatlah kalian, apabila telah datang waktu Solat hendaklah salah seorang diantara kalian adzan dan hendaklah orang yang paling tua (berilmu tentang Al-Kitab & As-Sunnah dan paling banyak hafalan Al-Qur`annya) diantara kalian mengimami kalian.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 628, 2/110 dan Muslim semakna dengannya no. 674, 1/465-466).

Maka Nabi yang mulia memerintahkan adzan dan mengimami Solat ketika masuknya waktu Solat yakni beliau memerintahkan pelaksanakannya secara berjamaah dan perintahnya terhadap sesuatu menunjukkan atas kewajibannya.

4. Larangan keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan

Sesungguhnya Rasulullah s.a.w melarang keluar setelah dikumandangkannya adzan dari masjid sebelum melaksanakan Solat berjamaah. Al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata:

Rasulullah s.a.w memerintahkan kami, apabila kalian di masjid lalu diseru Solat (dikumandangkan adzan-pent) maka janganlah keluar (dari masjid, red) salah seorang diantara kalian sampai dia Solat (di masjid secara berjamaah-pent) (Al-Fathur-Rabbani Li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad no. 297, 3/43).

5. Tidak Ada Keringanan dari Nabi bagi Orang yang Meninggalkan Solat Berjamaah

Sesungguhnya Nabi yang mulia tidak memberikan keringanan kepada ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktum untuk meninggalkan Solat berjamaah dan melaksanakannya di rumah, padahal Ibnu Ummi Maktum mempunyai beberapa ‘udzur sebagai berikut:

a. Keadaannya yang buta,

b. Tidak adanya penuntun yang menghantarkannya ke masjid,

c. Jauhnya rumahnya dari masjid,

d. Adanya pohon kurma dan pohon-pohon lainnya yang menghalanginya antara rumahnya dan masjid,

e. Adanya binatang buas yang banyak di Madinah dan

f. Umurnya yang sudah tua serta tulang-tulangnya sudah rapuh.

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata:

Ya Rasulullah s.a.w, sesungguhnya saya tidak mempunyai seorang penuntun yang mengantarkanku ke masjid”. Lalu ia meminta Rasulullah s.a.w untuk memberi keringanan baginya untuk Solat di rumahnya maka Rasulullah s.a.w memberikannya keringanan. Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah s.a.w memanggilnya lalu berkata: “Apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) untuk Solat?” ia menjawab “benar”, maka Rasulullah s.a.w bersabda: “Penuhilah panggilan tersebut.”

Dan juga banyak dalil-dalil lainnya yang menunjukkan akan wajibnya Solat berjamaah di masjid bagi setiap muslim yang baligh, berakal dan tidak ada ‘udzur syar’i baginya.

AKIBAT YANG JELEK BAGI ORANG YANG TIDAK MEMENUHI PANGGILAN UNTU BERSUJUD

Dari dalil-dalil yang menunjukkan atas wajibnya Solat berjamaah adalah apa yang telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dari jeleknya akibat orang yang tidak memenuhi/menjawab panggilan untuk bersujud. Allah berfirman:

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud maka mereka tidak mampu (untuk sujud). (Dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (Al-Qalam:42-43).

Yang dimaksud dengan “seruan untuk sujud” adalah seruan untuk melaksanakan Solat berjamaah. Berkata Turjumanul Qur`an ‘Abdullah bin ‘Abbas dalam menafsirkan ayat ini:

Mereka mendengar adzan dan panggilan untuk Solat tetapi mereka tidak menjawabnya” (Ruhul Ma’ani 29/36).

Dan sungguh tidak hanya seorang dari salafnya ummat ini yang menguatkan tafsiran ini, atas dasar inilah berkata Ka’ab Al-Ahbar:

Demi Allah tidaklah ayat ini diturunkan kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi dari (Solat) berjamaah.” (Tafsir Al-Baghawiy 4/283, Zadul Masir 8/342 dan Tafsir Al-Qurthubiy 18/251).

Telah Berkata Sa’id bin Jubair:

Mereka mendengar (panggilan) ‘Hayya ‘alal falaah’ tetapi tidak memenuhi panggilan tersebut.” (Tafsir Al-Qurthubiy 18/151 dan Ruhul Ma’ani 29/36).

Berkata Ibrahim An-Nakha’iy:

Yaitu mereka diseru dengan adzan dan iqamah tetapi mereka enggan (memenuhi seruan tersebut).” (Ibid).

Berkata Ibrahim At-Taimiy:

Yakni (mereka diseru) kepada Solat yang wajib dengan adzan dan iqamah.” (Tafsir Al-Baghawiy 4/283).

Dan sejumlah ahli tafsir telah menjelaskan juga bahwasanya dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan Solat berjamaah. Atas dasar/jalan ini berkata Al-Hafizh Ibnul Jauziy:

Dan dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan Solat berjamaah.” (Zadul Masir 8/342).

Berkata Al-Imam Fakhrurraziy (tentang ayat):

Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah diseru untuk sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera.” (Al-Qalam:43), yakni ketika mereka diseru kepada Solat-Solat (yang wajib) dengan adzan dan iqamah sedang mereka dalam keadaan sejahtera, mampu untuk melaksanakan Solat. Dalam ayat ini terdapat ancaman terhadap orang yang duduk (tidak menghadiri) dari Solat berjamaah dan tidak memenuhi panggilan mu`adzdzin sampai ditegakkannya iqamah Solat berjamaah.” (At-Tafsirul-Kabir 30/96).

Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim:

Dan telah berkata lebih dari satu dari salafush shalih tentang firman Allah Ta’ala: “Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah diseru untuk sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera.” (Al-Qalam:43), yaitu ucapan mu`adzdzin: “hayya ‘alash-shalaah hayya ‘alal-falaah”.

Ini merupakan dalil yang dibangun di atas dua perkara:

Yang pertama: bahwasanya memenuhi panggilan itu adalah wajib

Yang kedua: tidak bisa memenuhi panggilan tersebut kecuali dengan hadir dalam Solat berjamaah.

Hal tersebut di atas (kewajiban Solat berjamaah di masjid-pent) adalah yang telah difahami oleh golongan yang paling ‘alim dari ummat ini dan yang paling fahamnya yaitu dari kalangan para shahabat radhiyallahu ‘anhum. (Ibnul Qayyim, Kitabush shalah hal. 65).

Adapun yang menguatkan akan wajibnya Solat berjamaah juga adalah apa yang telah disebutkan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas dari jeleknya akibat orang yang meninggalkannya. Sungguh Al-Imam Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas ia berkata: Telah berselisih atasnya seorang laki-laki yang berpuasa sepanjang siang dan Solat sepanjang malam tapi tidak menghadiri Solat jum’at dan tidak pula Solat berjamaah, maka ia berkata: “Dia di neraka.” (Al-Mushannaf 1/346 dan Jami’ut-Tirmidzi 1/188 dicetak dengan Tuhfatul Ahwadzi).

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mencintai Sunnah Rasulullah s.a.w, mengamalkannya, menjaganya dengan sebaik-baiknya dan membelanya dari para penentangnya, Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Mutiara Kalam

Rasulullah s.a.w shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian yang hidup sepeninggalku nanti maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh kerana itu wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Al-Khulafa` Ar-Rasyidin yang terbimbing, berpeganglah erat-erat dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham…” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ad-Darimi dan lainnya dari Al-’Irbadh bin Sariyah, lihat Irwa`ul Ghalil no. 2455).

Maraji’:

1. Ahammiyyatu Solatil Jama’ah, Dr. Fadhal Ilahi

2. Dharuratul Ihtimam bissunnanin Nabawiyyah, Asy-Syaikh ‘Abdussalam bin Barjas

3. Shahih Muslim

4. Fatwa-fatwa Asy-Syaikh Al-Albaniy

Sumber :

Bulletin Al Wala wal Bara’ Edisi 38/01/2003. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung.

URL Sumber : http://salafy.iwebland.com/fdawj/awwb/read.php?edisi=38&th=1)

Sumber: http://salafy.or.id Penulis : Bulletin Al Wala wal Bara’ Judul: Wajibkah Solat Lima Waktu Berjamaah ?

Hakcipta Tidak Dipelihara ©

Sila perbanyakkan dan edarkan kepada rakan-rakan. Semoda anda diganjari pahala oleh Allah swt.

No comments: